My life, my adventure...

Masa bayi :

Saya dilahirkan pada hari Selasa, 6 Agustus 1996 di sebuah rumah sakit di Sukoharjo, daerah Jawa Tengah. Pada saat itu saya merupakan bayi terbesar yang ada dirumah sakit tersebut dengan berat yang mencapai 4kg dan panjang 53cm. Karena berat dan panjang saya yang bisa dibilang diatas rata-rata, ibu saya tidak sanggup melahirkan secara normal, jadilah ibu saya harus mengalami operasi caesar
Saya adalah anak pertama sekaligus terakhir, atau nama lainnya anak tungal dari pasangan Telaga Biru dan Sri Hartini. Oleh kedua orang tuanya dan dengan bantuan kakek dan nenenknya saya diberi nama Intan Nayasilana. Intan yang berarti permata, yang diharapkan akan menjadi permata di hati semua orang dan Nayasilana yang berarti pemimpin yang bijaksana. 
Saya bisa berjalan pada umur 1 tahun. Berbeda dari kebanyakan anak lainnya yang merangkak dulu sebelum berjalan, saya tidak melalu fase itu. Saya hanya menarik badan kesana sini atau istilah lainnya “mengesot” untuk selanjutnya dapat berjalan. Saya sudah bisa berbicara lancar pada umur 2.5 tahun.
Setelah bisa berjalan, saya tidak bisa diam, tak henti-hentinya ia berlari kesana kemari, sehingga ibu saya terkadang merasa kewalahan. Apalagi saya tidak kenal lelah. Saya tidak akan beristirahat jika tidak dipaksa. Jika ibu saya ingin menyuapinya makan, ibu saya harus mengejar-ngejar saya terlebih dahulu.
 Saya sangat senang ketika ada yang mengejarnya, oleh karena itu dia tidak akan berhenti berlari kesana kemari, sampai pernah suatu saat ketika saya berumur sekitar 3 tahun, ia terjatuh dari tangga dan kepalanya terluka. Beruntung, saya hanya jatuh dari anak tangga kedua, bukan yang paling atas. Saat itu saya harus dilarikan kerumah sakit. Untungnya, kepala saya tidak harus dijahit

                                                             
Masa  balita :

Saya dibesarkan di 2 tempat, Jawa Tengah dan Lampung yang tepatnya di Metro. Sampai dengan umur 3 tahun saya tinggal di Jawa Tengah. Hanya 2 atau 3 kali saya dibawa ke Metro oleh kedua orang tuanya. Pada umur 4 tahun, umumnya anak-anak bersekolah di TK. Demikian pula dengan saya, saya besekolah di TK Muhammadiyah Solo, Jawa Tengah. Namun dikarenakan ayah saya berpindah tugas di Metro,  saya hanya sempat bersekolah di Solo selama kurang lebih 3 bulan, lalu orang tua saya mendaftarkan saya di TK PGRI Metro, Lampung.
         Namun, saya hanya bersekolah di TK PGRI Metro selama ±1 bulan, karena setelah itu saya kembali lagi ke Jawa. Saya bersekolah lagi di TK Muhammadiyah Solo, sampai dengan saya lulus Nol Kecil. Pada saat kenaikan ke Nol Besar, saya pergi lagi ke Metro, lalu melanjutkan bersekolah di Metro. Namun sama seperti sebelumnya, saya tidak lama bersekolah di Metro, hanya sekitar 3 bulan, karena kemudian dia pergi lagi ke Solo.
 Saya tidak merasa terbebani dengan hal ini. Dia malah merasa senang karena bisa berpergian dan terkadang tidak masuk sekolah karena menempuh perjalanan Jawa-Lampung. Selain itu juga saya memiliki banyak teman baik di Solo maupun di Lampung. Sampai sekarang pun saya masih sering bertemu dengan teman-temannya itu karena rumah saya dan sahabat-sahabatnya di Jawa berdekatan
 Dulu saat saya berumur 4 tahun, saya sering mengikuti lomba fashion show untuk anak-anak. Dan yang mengejutkan lagi, sampai sekarang pun saya heran dengan hal ini, saya sering memenangkan lomba tersebut. Tidak hanya lomba fashion show, lomba mewarnai pun sering diikuti saya. Sayangnya gelar tertinggi yang didapat saya untuk lomba mewarnai hanyalah sampai juara 3 saja.


Masa kanak-kanak :

Masa SD saya sangatlah menyenangkan, penuh dengan canda tawa khas anak kecil. Saya dulunya bersekolah di SDN 1 Solo, karena sekolahnya berada di dekat rumah saya, saya suka berangkat jalan kaki ke sekolahnya bersama sahabat-sahabat saya. Mereka adalah Rika, Riko, Risa, Dodi, Doni dan Nanung. Walaupun kelas kami berbeda, ada yang masih TK, ada pula yang sudah kelas 2 SD, tapi tidak ada yang mempermasalahkan itu. Saya dan teman-temannya selalu bermain bersama.
  Saya dan teman-temannya selalu main ke TK sepulang sekolah, karena jarak TK dan SD saya tidak seberapa jauh. Setiap hari saya selalu ke TK dan pulang sore. Pernah suatu hari saya dijemput ibu saya yang ternyata kelimpungan mencari saya kesana kemari. Semenjak saat itu, saya tidak diperbolehkan pulang sekolah langsung ke TK, ibu saya menyuruh saya pulang kerumah dulu baru setelah itu boleh main lagi.
 Namun tibalah suatu hari dimana saya pindah sekolah ke Metro. Saya tidak tahu bahwa ia akan dipindahkan. Yang saya tahu ia hanya akan pergi ke Metro untuk liburan dan bertemu kakek, nenek serta keluarga besarnya. Jadi, saya pergi ke Metro tanpa berpamitan kepada teman-teman SD nya di Solo dulu.
 Ternyata, saya dipindahkan ke SD Pertiwi Teladan Metro. Hari pertama masuk SD itu saya tidak seberapa ingat bagaimana rasanya. Karena saya masih belum tahu apa-apa. Tapi, begitu masuk kelas itu, kelas IF saya langsung mendapat teman, mereka adalah Sheby, Rizka dan Marizka. Rizka dan Marizka duduk dibangku didepan saya. Sedangkan Sheby, saya tidak tahu bagaimana ceritanya, tapi saya mendapatkan sangat akrab dengannya pada saat itu.
Pada saat kelas 2 SD, saya masuk kelas 2F, sedangkan Sheby, Rizka dan Marizka masuk ke kelas 2E. Saya pun mendapat teman baru lagi. Dikelas 2 SD saya sebangku dengan Yenski, atau biasa dipanggil Eki. Di kelas 2 inilah saya bertemu dengan Elina, Taqwa, Dede dam Irvandra teman seperjuangan saya yang sekelas selama ±9 tahun dengan saya.

 Dan di kelas 2 SD ini jugalah saya baru sadar bahwa ia pindah sekolah. Karena saat itu saya merasa rindu pada teman-temannya di Solo, saya pun bertanya pada ibunya, dan ibunya menjelaskan semuanya pada saya.
 Mulai dari kelas 2 SD itu, saya mulai belajar dengan sungguh-sungguh karena saya mulai mengerti apa gunanya sekolah. Saya dulunya ingin menjadi seorang yang dapat menyembuhkan orang sakit. Ibu saya berkata, jika ingin bisa menyembuhkan orang sakit, kita harus belajar yang rajin dan menjadi orang pintar.
 Usaha saya tidak sia-sia, karena ketika kelas 2 SD saya mendapatkan ranking 2 di kelasnya. Saat kenaikan kelas, saya masuk kelas IIIF dan IVF, dari kelas II, III, dan IV, kelasnya tidak dioplos sehingga teman-teman saya sama selama 3 tahun itu.
Pada saat kelas 5 SD, saya lolos tes program akselerasi yang direncanakan oleh sekolah saya, dan nama kelas itu adalah kelas 5G. Wali kelas saya pada saat itu adalah Bu Sukati. Bagi saya, dari semua guru hebat saya, Bu Sukati lah yang terhebat. Beliau sanggup mengajari kami pelajaran kelas 5 dan 6 dalam waktu kurang dari 2 semester.
Namun nasib kami kurang baik, ternyata program akselerasi tersebut gagal, jadilah saya dan teman-temannya, anak-anak 5G harus mengikuti kelas 6 lagi. Akhirnya saya dan teman-temannya hanya mengulang pelajaran dan di kelas 6 ini kelas kami selalu menjadi wakil dalam perlombaan.
Saya juga pernah beberapa kali menjadi wakil sekolah dalam berbagai olimpiade. Pertama kali saya mengikuti olimpiade IPA, sayang saya hanya sampai tingkat kota. Saya juga pernah mengikuti lomba cerdas cermat dokter kecil 2 kali, namun hanya pernah sekali menyandang juara umum.
3 bulan menjelang ujian kelulusan, Bu Sukati kembali memfokuskan murid-murid 6G untuk mengikuti UAN, karena pada tahun saya baru pertama kali dicobakan UASBN, jadi kami harus berusaha lebih daripada sebelumnya. Alhamdulilah, SD Pertiwi Teladan Metro lulus 100%.

                                                           
                                                  (Sebelah kiri) Naya ketika kelas 2 SD

Masa Remaja :

Akhirnya saya meneruskan sekolah saya di SMP N 1 Metro, saya duduk dikelas VII.1. dan saya sekelas lagi dengan teman-teman SD saya seperti Elina, Dede, Taqwa dan Irvandra. Saya juga banyak mendapat sahabat baru seperti Febbie, Andera, Fadil, dll.
Pada saat kelas VIII, kelasnya tidak juga di acak dan saya tetap di kelas VIII.1 bersama teman-teman kelas VII saya. Namun, pada saat kelas VIII semester 2, diadakan pengacakan kelas, saya tetap dikelas VIII.1, namun saya pisah kelas dengan Elina, Febbie dan Andera. Mereka masuk kelas VIII.3. Awalnya saya merasa sangat sedih karena tidak sekelas dengan mereka, namun saya tetap berusaha enjoy dengan kelas baru saya. Setidaknya saya masih sekelas dengan Taqwa, Dede, Irvandra dan Fadil.
Pada saat kelas IX terjadi pengacakan kelas lagi, lagi-lagi saya tidak sekelas dengan Elina, Febbie dan Andera. Tapi saya masih sekelas dengan keempat sahabat saya yang saya sebut diatas. Dan sahabat saya bertamabah satu lagi, teman SD saya yang bernama Nadia.
Pada SMP ini saya juga sering mengikuti berbagai lomba, saya pernah mengikuti olimpiade Ips, Bahasa Inggris dan Kimia. Saya tidak tahu kenapa bidang studi yang saya ikuti berbeda-beda, sedangkan teman-teman saya lainnya hanya mengikuti satu bidang studi saja. Tapi saya tidak ambil pusing, karena sudah dipilih oleh guru saya, saya bertekad tidak akan mengecewakan mereka.
Masa-masa SMP merupakan masa menyenangkan yang pernah terjadi selama 15 tahun ini. Saya merasa pertemanan di SMP lebih erat daripada pertemanan yang terjalin di SD, di SMP ini saya merasa telah menyatu dan bersaudara dengan teman-teman saya yang lainnya.
Dan saat-saat yang menegankan pun tiba, saya tidak bisa lagi bersantai-santai, bermain kesana kemari dengan teman-teman saya karena saya sudah duduk di kelas IX dan akan menghadapi ujian nasional.
Saya dan teman-temannya tetap sering bermain, namun tidak sesering dulu karena kelas IX ini saya dan kawan-kawan disibukkan dengan seabrek buku, tugas dan les.
Akhirnya 4 hari yang menegangkan pun bisa dilewat dengan baik oleh saya dan teman-temannya.  Bulan-bulan penggalauan pun datang, bulan-bulan dimana anak SMP sibuk memikirkan akan masuk SMP mana, dimana anak SMP menunggu pengumuman kelulusan.
Sembari menunggu pengumuman kelulusan, saya mengikuti beberapa tes SMA. Yaitu SMA Sampoerna Foundation, SMA Negri 2 Bandar Lampung, SMA Negri 9 Bandar Lampung dan SMA Negri 1 Metro. Saya lulus seleksi berkas di SMA Sampoerna, dan mendaftar SMA N 9 non-tes melalui prestasi akademik yang untungnya diterima, lalu mendaftar SMA N 1 Metro dan SMA N 2 Bandar Lampung melalu jalur tes yang Alhamdulilah diterima. Saya pun memilih SMA N 2 Bandar Lampung untuk menjadi tujuan saya selanjutnya.
Mungkin dewi fortuna sedang berpihak kepada saya, setelah diterima di semua sekolah yang saya daftar, hasil UN pun keluar dan SMP N 1 Metro lulus 100%, dan yang lebih mengejutkan lagi, Alhamdulilah, saya lah yang mendapat NEM tertinggi diantara satu sekolah, satu kota, bahkan se-provinsi Lampung. Karena prestasi ini saya mendapat hadiah berupa uang tunai senilai Rp. 1.475.000,00 dari Gubernur Lampung.


                                      (kedua dari kiri) Naya ketika SMP


Dan disinilah sekarang saya belajar, di SMA Negri 2 Bandar Lampung, dikelas X7 tepatnya. Saya berharap saya bisa mengukir prestasti yang akan membawa nama baik SMA N 2 nantinya. Amiiiiiiin.......


                                                               ketika SMA